1 : 11 WIB

selasa, 4 februari 2014

1 : 11 WIB
sebenarnya saya juga tak tahu harus menulis apa, namun nurani berbisik, menulislah. Ini sudah sangat larut malam. Namun mata saya tak kunjung mampu tuk di lelapkan. Ada begitu banyak tanya yang tak terjawab. tentang diri, tentang mimpi, tentang langkah langkah yang ingin ku jejaki.

Sejauh ini yang terjadi masih cukup jauh dari yang dikehendaki, kehendak saya tentunya. justru terlalu banyak kegagalan yang hadir baik itu dipenghujung perjuangan, datang tanpa diundang, ataupun terencana dari awal. Kegagalan dari sudut pandang dan kacamata seorang saya tentunya.

1 : 26 WIB
Mata ini tak kunjung bersahabat. bertambah menjengkelkan ketika tiba tiba air mata mengalir tanpa disengaja. Ada banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab selama ini. Malam ini pun begitu. tak banyak juga yang terjawab. justru semakin banyak dan semakin dalam pertanyaan yang hadir. meratapi diri, mengutuki sambil menunjuk-nunjuk batang hidung saya sendiri. Intinya, saya masih tak tahu mesti melangkah kemana dalam hidup ini. Saya sadar, bahwa ada Ar-Rahman, Sang Maha Pengasih yang telah menuliskan skenario drama kehidupan saya. namun sebagai aktor yang handal, mesti ada improvisasi yang mesti saya tonjolkan dan ini yang tetap tak mampu dilakukan. Baca lebih lanjut

melangkah ke lain dunia

19 september lalu,

sebuah awal dari langkah ku di dunia nyata. ketika status pengangguran ku sirna, di saat itu pulalah tantangan yang menghadang tak lagi sekedar bayang-bayang. dunia yang dulu di nanti-nanti, dunia yang dulu di tunggu-tunggu

dunia kerja adalah dunia keras yang tak kan menyisakan siapa saja yang lemah. lemah pada diri dan juga terhadap rohani. tak jarang akhirat tergadaikan oleh dunia ini. baik langsung maupun tidak, dunia ini akan menguji hingga titik mana keistiqomahan mu bertahan. ini lah pandangan awalku terhadap dunia yang baru dan akan kugeluti kedepannya. tiga hari, tak lebih dari tiga hari aku memulai kisah ku sebagai salah satu karyawan di salah satu perusahaan manufacture and trading di kota Padang. dalam tiga hari ini pula aku benar-benar galau, mengeluh tiap waktu, dan merasa ketakutan yang sangat. takut, kalau-kalau iman harus terjual untuk sesuatu yang nilainya fana. tak jadi soal jika hanya masalah jumlah gaji. namun lebih dari itu. prinsip pun juga di uji disini.

mental, ya sikap mental juga serta di tempa. tiga hari bekerja. aku sudah di cari “orang bagak” sekitar lokasi proyek yang ku awasi buat ditagih masalah pembagian kerja di lokasi proyek. tak main-main, bahkan sampai mencari ke rumah kontrakkan  (wisma tercinta). Alhamdulillah atau malah patut disayangkan aku tak berada di rumah. cuma, untuk anak ingusan yang baru menerjunkan diri di sini, bukan sebuah hal yang cukup aman bagiku. maksudnya, hei ! siapa yang tak panik dan berkeringat dingin dengan tatapan mata yang oleh sungguh, sangat kurang bersahabat. Alhamdulillah Allah masih sedia menemani dan menguatkan aku, hamba-Nya yang benar-benar lemah dan rendah ini. sehingga aku tetap bisa tenang dalam menghadapi mereka. Alahmdulillah

ini, padahal baru awal dari semua jalan yang kutempuh. belum apa-apa aku sudah menyerah. ralat ! bukan menyerah hanya saja posisi yang tak menguntungkan ini nampaknya terus akan berlanjut. Allahu’alam

Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)

Baca lebih lanjut